-->

Kisah Mengejutkan Cak Nun Dan Pemuda Gila Yang Naik Panggung

Kisah Mengejutkan Cak Nun Dan Pemuda Gila Yang Naik Panggung - terhadap suatu pengajian Cak Nun di Demak, seketika adanya seorang remaja naik ke atas panggung. Dengan sigap, panitia acara lalu mengusir remaja laki-laki gila tersebut, pasal panitia serta masyarakat sekitar tahu jikalau remaja laki-laki tersebut jelas jelas populer gila betulan


Kisah Mengejutkan Cak Nun Dan Pemuda Gila Yang Naik Panggung
Kisah Mengejutkan Cak Nun Dan Pemuda Gila Yang Naik Panggung

Di saat ribuan orang menganggapnya gila, cuma satu orang yang mau menyapa hatinya. Cak Nun memanggil remaja laki-laki gila tersebut buat kembali ke atas panggung. Di saat ribuan orang menganggapnya layaknya virus penyakit sehingga sesegera mungkin dijauhi, bahkan kalau butuh diludahi kalau nekat mendekat, Cak Nun langsung mendekap badan bocah kesepian tersebut

Baca Juga


Bocah tersebut pun amat kaget, pasal di dunia ini masih adanya orang yang mau menyapa hatinya, bahkan memeluk badannya. dengan tidak adanya rasa jijik sedikitpun. dengan tidak adanya rasa malu sedikitpun. Sosok berbaju putih tersebut itu malah memeluknya makin intim serta melihat ribuan jama’ah bersetara dengan tersenyum. Seolah Cak Nun ingin bilang terhadap masyarakat Demak, “Ini salah satu anakku”

Remaja laki-laki itu jelas jelas bocah kesepian. Namanya Edy Setiawan. telah yatim-piatu, dikata orang gila pula. Hidup sebatang kara di dunia ini. tak adanya yang mau menjadi temannya. bisa jadi kalau ia mendekati teman-teman sebayanya, ia akan dipukuli supaya takut mendekat lagi. bisa jadi kalau ia duduk-duduk di kedai makan, ia akan langsung dikasi krupuk serta diusir

Seorang Muhammad Ai(nun) Nadjib jelas jelas manusia berlian. Hati beliau bening, mengkristal indah, serta dapat memancarkan cahaya kasih sayang. walau luar biasa “mahal”, seorang Cak Nun tak risih bercengkrama dengan rakyat jelata, bahkan mau memeluk orang gila

Meski diakui kadar intelektualitasnya oleh profesor-profesor dari negara maju di Eropa Barat, Cak Nun mau mendidik orang-orang di perdesaan yang bisa jadi keseringan cuma tamatan wajib belajar 9 tahun. Bercengkrama semalam suntuk. Mendengarkan keluh kesah. Membesarkan hati. sepanjang 20 tahun keliling Indonesia dengan tidak henti. telah “jalan kaki” ke lebih dari 1300. desa di 28 provinsi

Cak Nun tak mengenal gengsi layaknya keseringan diri kita. walau kerap keliling dunia di empat benua, bertemu petinggi-petinggi negara serta pemuka agama taraf internasional, beliau mau berteman akrab dengan kuli-kuli gendong di pasar. walau sahabat seorang raja (Sultan HB X), beliau tetap mau kumpul-kumpul cekakakan dengan para preman serta para tukang becak

Meski amat ditakuti Pak SBY yang konon menuturkan seorang presiden, beliau mau mendapat telepon dari seorang gelandangan. Beliau tak risih, bahkan bergembira, mendengar “laporan” pemuda pengangguran 35 tahun yang berlagak intelijen mengenai pada waktu demo di depan DPR

Meski di-kiyai-kan oleh para kiyai, Cak Nun tetap mau mengadakan pengajian khusus buat para pelacur di sebagian tempat. tak pernah memvonis masuk neraka, tetapi buat membesarkan hati. Para pembaca tulisan aku ini yang dari kalangan pesantren pasti akrab dengan dua adagium ini: Kalau tak dapat mempebaiki, jangan memperbanyak kehancuran. menjauhi mudharat lebih diutamakan alih alih mendambakan manfaat

Kalau diri kita tak dapat membantu para pelacur buat keluar dari lembah hitam, diri kita jangan juga lalu memutus asa para pelacur dari kasih sayang Allah. Ingin tampak lebih gagah serta lebih suci? cuma orang yang tak gagah serta tak suci yang perlu pengakuan

Jangankan memerlukan pengakuan, bahkan beliau bahagia menutupi aneka kebesaran yang telah melekat terhadap pribadinya sendiri. Sekalipun keturunan Imam Zahid, tetapi tak mau dipanggil “gus”. butuh para pembaca tahu, Imam Zahid itu sahabat Hadratusyeikh Hasyim Asy’ari, sama-sama santri kinasihnya Syaihkona Kholil Bangkalan. tidak terkejut pula Gus Dur amat menyayangi Cak Nun, demikian pula sebaliknya

Ketika seorang presiden “menasionalisasi” Lumpur Lapindo, bahkan menyebutnya sebagai bencana alam, akhirnya Cak Nun yang pasang tubuh buat 11800. keluarga victim. Cak Nun sendiri yang menelpon Ibu Rosmiyah Bakrie, meminta supaya anaknya mau menyantuni puluhan ribu penduduk Sidoarjo, walau pengadilan sudah menyiratkan perusahaan anaknya tak bersalah

Ketika bentrokan antara perusahaan budidaya udang dengan petambak udang di Tulangbawang telah memuncak, hingga menewaskan tiga orang serta bikin cukup banyak orang luka-luka, Cak Nun tampil menengahi kedua pihak. Beliau pun meminta diadakannya pergantian paradigma pemerintahan kabupaten Tulangbawang serta pembenahan terhadap status elit perusahaan. Alhasil, selang sebagian waktu, kedua pihak tersebut tak cuma rukun, tetapi juga makin sejahtera. Perusahaan budidaya udang makin laba, para petambak udang makin sejahtera

Tentu masih banyak kisah heroik lainnya. Lalu, demi pamrih apa Cak Nun tampil dimana-mana? Popularitas? Uang?

Jika Anda menganggap perjuangan seorang Muhammad Ainun Nadjib buat materi dunia, pasti Anda ditertawakan Pak Harto. Sedikit cerita, sejengkel-jengkelnya Pak Harto terhadap kritikan pedas Cak Nun terhubung jalannya Orde Baru, Pak Harto tak dapat memenjarakan beliau. Pak Harto amat tahu jikalau beliau tulus orangnya

Satu-satunya orang yang berani “kurang ajar” terhadap Pak Harto cuma Cak Nun—semisal lingguh jigang atau berambut gondrong saat di istana—dan Pak Harto tak dapat marah. Ketika Cak Nun bilang kepada Pak Harto buat dengan cepat mandeg pandhito, Pak Harto cuma diam tersenyum serta mengangguk. Karena Pak Harto tahu Cak Nun kalau ngomong sebuah bukan buat pribadinya sendiri. Diiming-imingi saham perusahaan, Cak Nun menolak. Ditawari jabatan menteri terhadap 1980-an, Cak Nun juga menolak

Semua perjuangan ikhlas demi rakyat. Orang dapat berbohong serta berhasil membohongi banyak orang, tetapi tak akan dapat bertahun-tahun. tahap penipu ulung sekalipun. Karena manusia digariskan tak akan tahan menjadi bukan pribadinya sendiri lama-lama. Ini rumusnya

Seorang Muhammad Ainun Nadjib dapat mengayomi rakyat 20 tahun lamanya, dengan tidak pernah meminta upah seperser pun. Dari 20 tahun lantas hingga detik ini beliau tak pernah berubah. senantiasa mengayomi rakyat

Ketika dulu masih muda, sehabis shalat di mushola, beliau memperoleh suatu ilham. dengan tidak logikakan panjang, beliau dengan cepat menelpon saudara-saudaranya di Jombang. Minta dicarikan empat orang yang amat miskin tetapi akhlaknya baik malam itu juga. Karena esok paginya beliau akan mentransfer uang ke Jombang, buat ongkos naik haji keempat orang tersebut

Tetap saja begitu hingga sekarang. Beliau tetap kerap mengirimkan uang ke banyak orang miskin. Entah buat ongkos naik haji, entah buat modal usaha membuat kedai kelontong, entah buat beasiswa, serta sebagainya

Apakah persediaan uang tersebut adanya dengan jalan meminta? Atau mengajukan proposal? tak pernah sekalipun

Dulu Cak Nun pernah akan dikasi periksa dengan nominal Rp. 3000000000,00. (tiga miliar rupiah) oleh seorang pengusaha, tetapi periksa tersebut langsung disobek beliau. Sekadar info, menyobek periksa itu aslinya tak apa-apa, pasal uangnya tetap utuh di dalam brangkas bank. ”Kalau ketemu aku lagi, mending ditraktir makan saja,” kata beliau bersetara dengan tersenyum

Ciri-ciri pejuang sejati ialah dapat menghidupi perut serta idealisme pribadinya sendiri. Ciri-ciri pejuang sejati ialah dapat membantu orang lain dengan result kerja keras pribadinya sendiri
***

Indonesia ibaratnya ialah sesuatu kapal yang panjangnya 12,5 kilometer. Kapal raksasa ini memiliki 39 rusuk. adanya sekitar 15 rusuk yang telah retak, serta sungguh kapal ini tinggal menunggu masa buat tenggelam, kalau tak diperbaiki. terlebih jika empat dari lima ruangan utama kapal ini telah hancur

Mungkin tak dalam masa dekat. Tapi, yang jelas, suatu hari Indonesia akan mendatangi kesejatian, pasal kepalsuan bersifat sedangkan serta kegelapan bersifat menghancurkan. Indonesia mau tak mau akan mengikuti kesejatian, Karena cuma kesejatian yang mempunyai perspektif waktu depan cerah

Tulisan ini setara sekali bukan buat me-monumen-kan Muhammad Ainun Nadjib, pasal haram hukumnya mabuk terhadap seseorang. Ketika aku menulis mengenai Cak Nun, Gus Dur, Gus Mus, atau yang lainnya, asa aku ialah buat dijadikan uswatun hasanah

Jika kita menjadikan “Cak Nun” sebagai kata kerja yang cair serta dinamis, bukannya sebagai kata benda yang padat serta statis, tersebutkan beliau akan bernasib setara dengan Bung Karno serta Gus Dur kelak. tak adanya manusia yang hidup abadi, tetapi dengan suatu mekanisme cinta, beliau akan dapat tetap senantiasa hidupdi. hati kita

Saya tak berani berkeinginan apa-apa terhadap Indonesia. Bangsa ini jelas jelas tak perlu Nurcholish Madjid, Abdurrahman Wahid, ataupun Muhammad Ainun Nadjib, pasal ketiganya manusia yang agung

Suatu hari, pasal tak kuat membayar ustadz yang muda, ganteng serta terkenal, akhirnya para TKW di Hong Kong meminta Cak Nun yang datang. Di luar dugaan, Cak Nun cuma mau dengan tiga syarat; (1) tak mau dibayar, (2) tak butuh dijemput di bandara, serta (3) tak mau tidur di hotel

Akhirnya, Cak Nun terbang ke Hong Kong dengan kocek sendiri, menuju lokasi naik bus, serta istirahat malam di rumah inap biasa. Ketika dirujuk para TKW Hong Kong kenapa sampai berbuat demikian, beliau menjawab, “Aku datang sebagai bapakmu”

Muhammad Ainun Nadjib. Perpaduan antara kedahsyatan dengan kelembutan. Pengayom sesuatu bangsa yang yatim.

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kisah Mengejutkan Cak Nun Dan Pemuda Gila Yang Naik Panggung"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel